Overclock
Overclocking
merupakan cara untuk menaikkan kecepatan komponen PC diatas spesifikasi
standar. Komponen-komponen yang umum di-overclock adalah prosesor, VGA dan memory. Akibat perkembangan hardware yang pesat teknik overclock pun mengalami perubahan yang sangat cepat pula.
Tujuan Overclock
Ada bermacam-macam tujuan seseorang untuk melakukan overclock. Dari hanya sekedar iseng sampai taraf yang dikategorikan “performance junkie”
atau segalanya demi kecepatan. Overclock saat ini lebih umum dilakukan
untuk memperbaiki kemampuan komputer yang dimiliki. Dalam beberapa
pengujian, prosesor yang berharga murah dapat bersaing dengan prosesor
yang harganya lebih mahal. Selain keuntungan yang didapat hal lain yang
yang harus disadari adalah kegiatan overclock (dalam taraf tertentu)
dapat membatalkan garansi, mengurangi umur pakai dari komponen, beresiko
mengurangi kestabilan PC bahkan dapat merusak komponen. Hal-hal
tersebut dapat dihindari apabila overclock dilakukan secara benar.
Overclock, how to…
Pada
dasarnya overclock dilakukan dengan menaikkan clock standar ke lebih
tinggi dari komponen yang bersangkutan. Karena jenis dan sifat komponen
yang beragam bagaimana cara melakukan overlock pun menjadi berbeda dan
akan memberikan hasil yang berbeda. Hal yang sebaiknya dilakukan sebelum
meng-overclock adalah mengenali komponen-komponen yang dimiliki,
kemudian mencari referensi ataupun review apakah komponen tersebut
mendukung overclock dan jika dapat dioverclock, seberapa jauh
peningkatan yang dihasilkan. Mengenal karakter tiap-tiap komponen yang
ada dalam PC akan memudahkan dalam proses overclock. Untuk mengetahui
jenis-jenis komponen yang terpasang pada PC dapat digunakan software
seperti Lavasys Everest, Sisoft Sandra, CPUZ (untuk Prosesor, mainboard dan memory), GPUZ dan lainnya.
Mainboard
Komponen
utama yang dibutuhkan untuk memulai overclock adalah mainboard. Hampir
semua mainboard pada saat ini mempunyai fitur untuk overclock pada BIOS-nya. Fitur dasar yang dibutuhkan untuk overclock adalah fitur merubah FSB CPU, multiplier CPU, FSB dan timing Memory, Lock PCIEx/AGP Clock (BUS), dan Tegangan.
Fitur-fitur overclock dari mainboard sebenarnya diatur oleh Chipset
yang tertanam pada mainboard. Umunya mainboard mempunyai 1 atau 2
chipset yang mengatur lalu lintas data dari komponen-komponen yang ada.
Intel menyebut chipset sebagai MCH dan ICH, Northbridge dan Southbridge untuk mainboard Nvidia dan VIA. Chipset mainboard yang dikenal sangat mudah di overclock diantaranya
Prosesor AMD
l nVidia NForce2 dan VIA KT333 dan KT880 (AMD K7)
l nVidia Nforce3, NF4 series, VIA K8T800Pro (AMD K8 soket 939 dan 754)
l nVidia NF570, NF 550, dan NF520 untuk AMD AM2
Prosesor Intel
l Intel i865PE, i875 untuk soket 478
l Intel i925, 945, 955, 965, 975X, P35, X38, nVidia NF680i untuk soket LGA775
Mainboard yang mendukung overclock umumnya tidak murah, karena pada BIOS-nya tersedia opsi overclock yang relatif lengkap serta menggunakan komponen-komponen yang memang dibuat untuk heavy duty. Selain BIOS beberapa produsen mainboard juga membuat software berbasis Windows untuk overclock seperti AI (Asus), Guru (Abit), EasyTune (Gigabyte), CoreCenter (MSI). Adapula software 3rd party yang dapat digunakan untuk meng-overclock berbagai mainboard seperti Clockgen dan nTune (khusus mainboard chipset nVidia).
Memory
Memory yang menjadi komponen kedua terpenting dalam melakukan overclock. Biasanya overclock prosesor dilakukan dengan menaikkan Bus atau Front Side Bus (FSB) dari prosesor yang juga akan menaikkan bus
memory. Sehingga apabila memory tidak mampu berjalan pada bus yang
diminta oleh mainboard/prosesor maka akan timbul error. Spesifikasi dari
memory biasanya ditulis sebagai SPD (Serial Presence Detect),
berupa tegangan default dan timing defaut dari memory yang bersangkutan.
Mainboard akan menggunakan SPD ini untuk mengatur seting memory yang
dipasang secara otomatis.
Overclock
memory relatif lebih sulit karena banyaknya variabel yang harus diatur,
istilah yang kadang membuat rancu serta dampaknya kadang tidak terasa
langsung. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam overclock memory
antara lain :
l Rating atau FSB memory yang bersangkutan, biasanya disebut PCxxx atau DDRxxx. Sebenarnya PCxxx menunjukkan bandwith efektif dari memory tersebut. Sementara DDRxxxx menunjukkan FSB efektif memory
l Timing, umumnya berupa kombinasi angka yang menunjukkan CAS Latency (CL) – RAS to CAS delay (tRCD) – RAS Precharge (tRP) – Cycle Time (tRAS) dan Command Rate (CL). Timing umumnya tertulis pada label memory seperti 3-3-3-8 1T (pada DDR1 PC3200), atau 4-4-4-12 2T (DDR2 PC4200)
Contoh
sebuah memory DDR2 merk “X” berkapasitas 1GB PC6400, timing 5-5-5-15
2T, artinya memory secara default (SPD) mampu berjalan pada FSB 400MHz
(6400 / 16), dengan timing 5-5-5-18 2T pada tegangan default 1.8Volt
(standar voltase memory DDR2) dengan bandwith efektifnya 6400MB/s.
Overclocker
umumnya akan berusaha menurunkan timing memory seketat mungkin (tight
timing) dan jika masih memungkinkan meningkatkan Bus-nya. Ilustrasinya,
Memory X tadi mungkin saja dapat dipaksa berjalan di pada FSB 450
(PC7200 atau DDR2 900), dengan timing 4-4-4-15 1T.
Perbedaan overclock memory paling jelas terlihat pada benchmark SuperPI.
Mengubah
seting timing dan voltase memory dapat dilakukan melalui BIOS
mainboard, program utility bawaan mainboard maupun program MemSet.
Prosesor
Prosesor
merupakan sasaran utama dari overclock. Dasar meng-overclock prosesor
dilakukan dengan menaikkan FSB atau merubah multiplier dari prosesor,
yang akan mengubah Clock atau Speed dari prosesor. Sebagai contoh,
prosesor Intel Core2 Duo E6400 mempunyai kecepatan
2.128MHz. Kecepatan tersebut merupakan hasil dari perkalian FSB 266MHz
dengan multiplier prosesor 8. Jadi 266Mhz x 8 = 2.128Mhz. Dengan
mengubah multiplier atau FSB (atau kombinasi keduanya) akan muncul
kecepatan baru dari prosesor E6300 seperti,
Merubah FSB : 300 x 8 = 2.400MHz
Merubah Multiplier : 266 x 7 = 1.862MHz (underclock)
Mengubah keduanya : 350 x 7 = 2.450MHz
Perbedaan
merk dan seri prosesor akan membawa perbedaan cara overclock perbedaan
sifat bawaan prosesor yang bersangkutan. Perbedaan cara meng-overclock
beberapa jenis prosesor dijelaskan pada lembar tersendiri.
VGA
VGA
juga cukup sering menjadi bahan overclock, dengan tujuan untuk
memainkan game lebih lancar. Overclock VGA akan meningkatkan kecepatan rendering dari vga tersebut yang diukur dengan fps (frame per second). Yang dijadikan sasaran untuk overclock VGA adalah Clock dari GPU dan clock dari memory
VGA tersebut. Sebagai contoh VGA merk “X” berchipset nVidia 7300GT,
256MB DDR3 mempunyai GPU clock standar 500MHz dan Memory 700MHz atau
biasa disebut 500/700. Dengan mengubah gpu dan memory clock menjadi
550MHz dan 750mhz maka vga sudah teroverclock. Hasil ocerclock tersebut
dapat dilihat dengan program benchmark 3D sintestis seperti 3Dmark ataupun internal bechmark game seperti FEAR, Company of Heroes, World in Conflict dan sebagainya. Overclocking VGA umumnya dilakukan melalui program berbasis windows menggunakan Riva Tuner, ATI Tool, ATI Tray Tool, Power Strip, Nibitor, atau lainnya.
Power Supply (PSU)
Power
supply sebenarnya bukan komponen yang umum dioverclock tapi sering
menjadi penentu kesuksesan hasil overclock. Power supply yang baik
adalah power supply yang mampu memberikan daya listrik yang diminta
komponen PC secara stabil. Makin tinggi overclock yang dilakukan maka
makin besar daya listrik yang dibutuhkan oleh komponen-komponen
tersebut.
Pada
saat PC teroverclock, kadang muncul ketidakstabilan yang diakibatkan
komponen kekurangan daya yang dibutuhkannya. Pada kondisi seperti inilah
mengubah tegangan dari komponen dapat menjamin kestabilan PC yang
teroverclock. Tentu saja mengubah tegangan komponen akan menambah beban
PSU dan harap diingat penambahan voltase berarti menambah panas dari
komponen, jadi gunakan fitur ini secara hati-hati.
Pendinginan
Musuh utama overclock adalah panas, jadi pendinginan yang baik adalah
hal mutlak. Suhu komponen yang terlalu panas akan berakibat pada
ketidakstabilan sistem, rusaknya komponen bahkan dapat mengakibatkan
komponen tersebut tidak berfungsi lagi. Untuk mengendalikan suhu
komponen yang dioverclock biasanya ditempuh dengan mengganti HSF (Heat Sink Fan) dengan yang berukuran lebih besar, mengganti fan yang lebih besar dan lebih cepat, menggunakan Water Cooling bahkan pada level ekstrim menggunakan Freon, dry ice hingga Nitrogen Cair.
Menggunakan HSF yang lebih baik biasanya menjadi pilihan utama karena
sifatnya yang mudah dipasang serta low-maintenance. HSF yang umum
beredar saat ini biasanya berbahan tembaga, menggunakan heatpipe dengan
ukuran fan yang bervariasi antara 90mm-120mm. Beberapa HSF merk yang
cukup terkenal diantaranya Thermal Take, Thermal Right, Schyte, Cooler Master, Zalman dan lainnya.
Bagi beberapa orang pendinginan menggunakan fan dianggap tidaklagi
memadai, baik karena alasan penurunan suhunya, maupun karena alasan
berisik. Dari sini muncul pendingin berbasis cairan. Salah satu yang
cukup sering digunakan adalah Water Cooling system. Prinsip Water Cooling pada PC mirip dengan kerja pendinginan mobil, dimana dalam satu sistemnya terdiri dari :
l Water Block (WB) : untuk menyerap panas dari prosesor
l Radiator : untuk menukar/membuang panas yang diserap WB
l Coolant : cairan yang berfungsi sebagai transfer panas dari wb ke radiator. Umumnya campuran sejenis Ethyl Glikol dengan Air Destilasi
l Reservoir : untuk menampung coolant
l Pompa dan selang
Water Cooling kurang disarankan bagi pemula karena sifatnya yang lebih
sulit dirawat daripada HSF serta adanya kemungkinan bocor saat
instalasi. Dangerden dan Asetek adalah contoh produsen pendingin PC yang mengkhususkan diri pada solusi water cooling.
Pendinginan lain yang harus diperhatikan adalah sistem ventilasi
casing. Walau dalam keadaan tidak teroverclock komponen PC tetap
mengeluarkan panas. Menjaga kelancaran aliran udara keluar masuk casing
berpengaruh terhadap suhu dalam casing dan berdampak kewaetan umur
komponen. Casing yang baik adalah casing yang mampu memberikan ventilasi
yang memadai bagi komponen-komponen yang ada didalamnya. Umumnya Casing
PC standar ATX mempunyai 1 fan dibagian depan sebagai intake dan 1 fan
dibagian belakang untuk exhaust.
Software monitoring dan Benchmark
Software-software benchmark digunakan untuk menguji kestabilan
overclock. Software-software tersebut ada yang khusus untuk menguji
komponen tertentu, adapula yang bersifat umum. Beberapa software contoh
yang sering digunakan adalah :
Prime Orthos dan SuperPI, menguji prosesor, memory dan mainboard
Futuremark 3Dmark, biasanya digunakan untuk uji VGA namun dapat berpengaruh pada prosesor, memory dan mainboard
Sisoft Sandra dan Everset, umum digunakan untuk menguji bandwith memory
HDtach dan DiskbenchXP, untuk menguji kecepatan transfer hdd
Software lain yang juga banyak digunakan adalah software monitoring.
Umumnya software tersebut memonitor suhu prosesor, suhu chipset dan
MOSFET mainboard, suhu case/system, tegangan dan putaran fan. Selain
untuk memantau software-software ini biasanya dilengkapi kemampuan untuk
memberi peringatan sampai mematikan PC apabila terjadi fan mati, suhu
terlalu tinggi, tegangan yang kurang atau berlebihan. Umumnya software
tersebut datang bersama paket penjualan mainboard seperti Abit EQ, Asus PCProbe, Smart Guardian (DFI) dan sebagainya. Software sejenis Sisoft Sandra dan Everest juga memiliki kemampuan mendeteksi suhu. Freeware populer lain yang banyak digunakan adalah Speedfan dan Hwmonitor.
baca lebih lanjut jiancok......
Original Content of Cara Membuat Read More atau Baca Selengkapnya di Blogspot | Kang Sunu™ Blogsite http://kangsunu.blogspot.com/2012/04/cara-membuat-read-more-atau-baca.html#ixzz27Dqu5qgO
Copyright. Kang Sunu